Kamis, 23 Februari 2017

Review: Klopka


Tahun rilis: 2007
Sutradara: Srdan Golubović
Bintang: Nebojša Glogovac, Nataša Ninković, Miki Manojlović, Anica Dobra
My rate: 3.5/5

Serbia pasca era Slobodan Milošević adalah negara yang suram; tingkat pengangguran meningkat ketika berbagai perusahaan gulung tikar atau menjalani proses privatisasi, jurang kaya-miskin semakin menganga, nilai mata uang menurun, asuransi kesehatan tak mencukupi untuk menutupi biaya berbagai prosedur yang tarifnya semakin menggila, dan banyak orang mendadak tak bisa lagi mengambil pinjaman dari bank lantaran banyak yang terdaftar sebagai pekerja di perusahaan yang bangkrut. Klopka (The Trap) adalah drama/thriller yang menyorot dampak gonjang-ganjingnya Serbia di era ini lewat kisah seorang suami dan ayah yang harus mengambil keputusan dilematis demi menyelamatkan nyawa anaknya. 

Mladen (Glogovac) adalah insinyur di sebuah perusahaan yang tengah menjalani proses privatisasi. Dia hidup di sebuah apartemen kecil bersama istrinya, Marija, dan putranya, Nemanja. Walau kondisi keuangan cukup ketat, kehidupan mereka bisa dibilang cukup normal, sampai suatu ketika Nemanja didiagnosis menderita kelainan otot jantung yang harus diobati dengan cara operasi di Berlin, dengan biaya yang sangat mahal. Asuransi Mladen tidak menanggung prosedur tersebut, sehingga dia dan istrinya harus mencari cara mendapat uang. 

Mladen gagal mengambil pinjaman ke bank, sehingga dia mencoba meminjam uang ke beberapa kenalan, tetapi tanpa hasil. Dia bahkan bertengkar dengan Marija karena istrinya itu sampai memasang iklan permohonan donasi di surat kabar. Di tengah ketegangan hubungan mereka, seseorang menelepon Mladen karena membaca iklan istrinya di koran, dan menawarinya sejumlah uang untuk biaya operasi Nemanja sekaligus biaya akomodasi selama keluarga itu berada di Berlin, asalkan Mladen bersedia membunuh seorang pengusaha. Mladen pun tercabik antara keinginan menyelamatkan sang anak serta jeritan hati nuraninya.

Klopka adalah potret kehidupan sehari-hari keluarga kelas menengah yang bisa jadi adalah satu dari sekian banyak keluarga serupa di Serbia setelah era Milošević. Kekacauan ekonomi yang terjadi membuat banyak kaum kelas menengah yang tadinya hidup stabil menjadi semakin merosot standar hidupnya, dan mereka yang terbiasa hidup nyaman harus susah payah menyesuaikan diri dengan kehidupan di era yang baru. Keluarga kecil Mladen beserta konflik yang dialaminya hanyalah cermin kecil dari apa yang mungkin dialami berbagai keluarga kelas menengah yang mendadak terpuruk di era sulit.

Srdan Golubović selaku sutradara cukup mahir menangkap gejolak emosional yang hadir dalam letupan-letupan kecil serta ketegangan yang terjadi di antara Mladen dan Marija. Rasa tersinggung Mladen sebagai kepala keluarga akibat tindakan Marija memasang iklan permintaan donasi di koran, hingga ledakan kemarahan Marija ketika mengira Mladen sebagai suami sama sekali tidak berusaha keras mencari solusi untuk pengobatan anak mereka (karena Mladen masih bimbang apakah akan menuruti perintah si orang asing untuk membunuh atau tidak), digambarkan dengan cukup apik. Penggunaan kamera yang menyorot ruang-ruang sempit serta pergerakannya yang seringkali tidak stabil seolah menggambarkan gejolak kebimbangan dan kesuraman benak Mladen, yang tercabik antara keputusan tak bermoral serta keinginan menyelamatkan sang anak.

Film ini juga menjadi cermin tentang berbagai fenomena yang terjadi di Serbia pada masa-masa suramnya ini. Misalnya, ketika Mladen mencoba mengambil pinjaman ke bank (yang menolaknya dengan alasan perusahaan tempatnya bekerja sudah tidak memiliki reputasi bagus), dia marah karena petugas bank itu terus-menerus tersenyum walaupun Mladen sedang kesusahan. Pegawai bank itu kemudian memberitahunya bahwa jika mereka tidak tersenyum pada pelanggan, mereka akan segera dipecat. Jurang kaya-miskin yang semakin dalam juga membuat Mladen bersitegang dengan teman lamanya. Ketika dia sadar temannya itu sudah jadi makmur karena merancang rumah untuk orang-orang kaya baru (sambil menyombong bahwa keahlian desainnya sebenarnya parah), Mladen mencoba meminjam uang, namun temannya menolaknya. 

Klopka juga sedikit nakal dengan menyelipkan sentilan tentang nasionalisme palsu; jenis nasionalisme yang digadang-gadang sebagai alasan untuk melakukan tindakan yang diragukan dari segi moral; sesuatu yang menurut sang sutradara banyak ditemuinya di Serbia era tersebut. Misalnya, ketika Mladen bertanya tentang identitas orang misterius yang menyuruhnya membunuh, orang itu menyebut bahwa dirinya hanyalah "Seseorang yang mencintai negaranya dan akan melakukan apapun untuknya, termasuk membunuh." Jawaban yang sedikit menggemakan dialog antar seorang pembunuh bayaran dan penyewa jasanya yang misterius dalam cerpen Seno Gumira Ajidarma, Keroncong Pembunuhan.

Sayangnya, mungkin karena terlalu sibuk menampilkan berbagai fenomena sosial-kultural ini, Klopka jadi menaruh sedikit perhatian pada perkembangan karakter. Keluarga Mladen dan semua orang yang berinteraksi dengan mereka seolah hadir hanya sebagai "perwakilan" sang sutradara untuk menjelaskan Serbia di era tersebut. Walaupun akting ketiga karakter utama sangat bagus, namun rasanya tidak cukup ruang untuk mengembangkan karakter mereka lewat berbagai variasi tindakan. Seolah Mladen benar-benar "disetir" untuk hanya mengikuti jalan yang ditetapkan untuknya sejak awal, tanpa adanya alternatif tindakan lain. 

Mungkin pilihan karakterisasi ini disengaja untuk menunjukkan bahwa Mladen sejatinya memang sudah tidak punya pilihan, namun secara keseluruhan, sepertinya sang sutradara sejak awal memang lebih tertarik menggunakan film ini sebagai potret sejarah modern Serbia, bukan kisah tentang seseorang bernama Mladen yang kebetulan tinggal di Serbia. Tetapi, secara keseluruhan, Klopka berhasil menyajikan tontonan yang cukup menarik, terutama bagi mereka yang hanya pernah mendengar tentang Serbia dari berita, tetapi tidak pernah tahu bagaimana sebenarnya kehidupan di kalangan rakyat biasa di negara tersebut pada masa-masa sulit setelah era Slobodan Milošević.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gimana pendapat Anda?